11 September 2009

Akhirnya.....

Setelah selama kurang lebih sebulan berlatih naik sepeda 16" dengan masih menggunakan bantuan roda bantu, akhirnya Syifa pun dapat menggelindingkan sepedanya menggunakan roda dua...

Rona bahagia terpancar dari wajahnya. Sekarang setiap pagi bangun tidur, dia selalu ingin menggoes sepedanya. Ternyata selama ini dia sering d ledek oleh teman-temannya karena masih menggunakan roda empat...Syifa sangat senang, "ahhh..akhirnya Syifa ngga dibilang anak kecil lagi!! Biar mereka tau Syifa sudah bisa roda dua!!!"

WoooW.....Congratulation Naaak...

22 Juli 2009

transportasi makanan pada tumbuhan

Suatu Malam...Ketika terjadi diskusi kecil antara aku dan Syifa tentang pentingnya makan, tiba-tiba, Syifa menanyakan apakah pohon makan juga, aku menjelaskan kepada Syifa kalau tumbuhan juga makan. Dia setengah tidak percaya, bagaimana pohon bisa makan padahal dia diam ditempat. Akhirnya dia bertanya bagaimana cara pohon makan. Aku berusaha menjelaskan bahwa pohon makan melalui akarnya, akarnya ini bisa mengambil sari-sari makanan dalam tanah melalui air yang ada didalam tanah. Tapi penjelasanku masih belum dimengerti Syifa, bagaimana bisa akar mengambil air dalam tanah...Akhirnya aku mengajak Syifa melakukan percobaan menggunakan pohon pacar air...Betapa senangnya dia, tapi karena hari sudah malam dan aku sudah mengantuk aku bilang ke Syifa, percobaannya besok aja, pagi-pagi kita cari pohon pacar airnya...

Keesokan paginya, meski masih jam enam pagi, Syifa semangat sekali, dia ternyata tidak lupa tentang pohon pacar air....Bu, ayo kita cari pohon pacarnya...!!!
Alhamdulillah, di sini banyak pohon pacar tumbuh secara liar. Tidak susah untuk mendapatkannya. Kami mengambil dua buah pohon pacar yang masih kecil. Tugas yang kedua adalah mencari pewarna makanan, karena pewarna makanan di dapur telah ludes oleh Syifa, maka dia bertugas mencari diwarung..Tapi ternyata pemilik warung tidak menjual pewarna makanan dan Syifa pulang dengan wajah kecewa...Ayo Bu, kita kepasar...ujarnya bersemangat. Waduh, pasar jauh, gimana dengan Iqo? Akhirnya pewarna kita buat dengan melarutkan isi spidol berwarna biru tua. Percobaan dilakukan jam sembilan pagi dan pohon pacar sudah layu. Air diisi kegelas dan ditambahkan warna biru dari spidol, salah satu pohon dimasukkan kegelas yang telah terisi air berwarna biru tersebut. Syifa mengamati terus pohonannya yang sudah layu. Dia agak surprise coz pohon yang layu sekarang segar bugar kembali. "Bu, kok pohonnya jadi tegak?? Beda sama yang ini", dia menunjuk pohon yang terkulai lemas. Nah kesempatan nih, ujarku dalam hati, "ya itu Nak, kalau kita tidak makan, badan kita akan lemas, layu seperti pohon itu. Coba kamu lihat, bagusan mana pohon yang layu ini atau pohon yang segar di gelas itu?" ujarku. Syifa tersenyum, "ya, bagusan yang segarlah, yang layu ini jadi jelek." "Nah sekarang kamu masukin deh pohon yang layu itu, kasihan dia." Tak berapa lama, kedua pohon telah segar bugar. Syifa masih sering menengok pohon pacarnya. "Bu, terus apa yang terjadi? Cuma begini aja??" Aku yang sudah ngantuk karena sudah siang, akhirnya membujuk Syifa untuk tidur dahulu baru nanti dilanjutkan cerita tentang pohon yang makan." Syifa setuju....
Jam dua siang Syifa dah bangun dan masih bingung sama pohon pacarnya itu. Akhirnya aku ambil pisau untuk memotong motong pohon pacar. Ketika aku sedang memotong bagian pohon yang dekat dengan akar, Syifa nyletuk, "Bu, emang boleh ya pohonnya kita potong-potong?" Aku senyum-senyum aja, "boleh dong, kan kita motongnya bukan untuk mainan tapi untuk melihat apa yang terjadi di dalam batang pohon ini." "oh...kalau untuk kayak gituan Alloh ga akan marah ya." tanya Syifa lagi. "Insya Alloh ngga kok, inikan untuk sesuatu yang berguna"
pas batang telah terpotong terlihat di penampang batang warna biru berupa titik-titik membentuk lingkaran. "Nah Syifa lihatkan, ada warna birunya. sekarang kita potong lagi ya bagian yang lainnya." Aku memotong batang pohon pacar hingga menuju pucuk pohon. Setiap sayatan pohon terlihat titik-titik membentuk lingkaran dipenampang pohon tersebut. Syifa agak terkejut. Dia akhirnya mengerti kalau pohon bisa menyerap sari-sari makanan melalui air tanah yang diserap lewat akar kemudian bisa naik keatas menuju daun. Akhirnya aku sekalian menjelaskan kalau akar pohon bisa menahan air dalam tanah, makanya kita juga harus menanam pohon biar kalau hujan air hujan bisa ditahan oleh akar pohon dan kita tidak kebanjiran. Percobaan ditutup dengan aktivitas mengulek tumbuhan pacar air tersebut untuk dijadikan kutek oleh Syifa....


19 Juni 2009

Niat+usaha=berhasil

Pagi ini Syifa merengek minta uang untuk beli balon. Padahal dia masih batuk-batuk. Aku yang diimintai uang tidak memberikan respon...Akhirnya dia meminta ke Ayah uang sebesar seribu rupiah untuk membeli balon...Ternyata Ayah tidak memberikan....Sampai disini usaha Syifa gagal mendapatkan balon....

Sampai akhirnya....

Ketika Aku sedang transaksi sayur dengan tukang sayur yang lewat, tiba-tiba Syifa muncul dengan wajah sumringah, dia baru saja bermain, dia langsung saja berkata kepadaku, "Ibu, akhirnya Syifa berhasil mendapatkan recehan..!! Syifa berusaha, Bu...Iya, Syifa Berusaha..." Dia berkata dengan penuh semangat dan bangga sekali. Aku bingung, dari mana dia mendapatkan? Apa Ayah akhirnya luluh dengan rayuan Syifa??Karena penasaran Aku bertanya pada Syifa, "kamu usaha apa, Nak?"
"Syifa usaha dari celengan Syifa, bu! Syifa korek-korek lewat lubang tempat masukin uangnya...Iya, begitu Bu..." Dia menjelaskan dengan bangga sekali.....
GUBRAAAAKKK.......
Aku langsung diam....Ugh...Syifa.......!!!!*$#@!%^*&^%$#$
Tukang Sayur yang dari tadi mendengarkan pembicaraan kami langsung senyum-senyum mesem...


02 Juni 2009

Lagi, tentang belajar doa..

Jadi inget sama kejadian Syifa berumur sekitar 2 tahunan....
Malam itu, seperti biasa sebelum Syifa tidur akan ada ceremony singkat, aku membacakan doa mau tidur, surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An-Nas...Saat itu Syifa masih belum bisa melafadzkan sendiri, dia masih mengikuti ucapanku dengan cadel...
Ketika sampai surat Annas...

Qul a'udzubirobbinnas...malikinnas..ilaahinnas...minsarri....tibatiba syifa memotong ucapanku...main yuuukkk (maksudnya: sarri, main yuuuk...)

Aku kaget bukan kepalang...aku berusaha menahan tawa, tapi sepertinya Syifa melihat mimik mukaku yang aneh....Dia senyum-senyum....Aku berusaha menguatkan hatiku dan mengulangi doa tersebut. Tapi setiap sampai Ayat tersebut, pasti Syifa mengucapkan "main yuuuuk..."
Akhirnya aku diam...Pelajaran membaca doa berhenti sampai sini dulu, kalau aku terlihat tertawa, maka Syifa tidak jadi tidur...Aku pura-pura memejamkan mata, seolah olah tidur. Sampai akhirnya Syifapun ikut tidur. 
Tapi....Aku tidak bisa tidur, karena perutku sakit menahan tawa....

subhanalloh...

Syifa adalah anak yang temperamen. Jika kita membuat sikap permusuhan, secara sengaja atau tidak maka dia tidak akan melakukan sesuatu hal yang baik yang pernah kita ajarkan atau bahkan dia akan melakukan hal yang dilarang. Semisal begini, jika Saya sedang 'marahan' sama Syifa, biasanya akan ngemutin jari (hal yang tidak diperbolehkan) atau dia tidak akan mau makan sayur.

Tapi ada satu hal yang Saya banggakan dari Syifa....
Ada satu perbuatan yang akan selalu dilakukan Syifa, meskipun saat kondisi mutung sama Saya. 
Syifa akan selalu membaca doa tidur, surat al-ikhlash, surat al-falaq dan surat Annas (ceremony yang telah aku terapkan sejak Syifa masih bayi merah) sebelum tidur tanpa disuruh.
Pernah suatu hari, terjadi perang hebat antara Aku dan Syifa, sehingga aku memisahkan diri untuk tidak tidur bersamanya. Syifa akhirnya tidur bersama Ayah. Aku sudah khawatir dia tidak akan membaca doa sebelum tidur, karena kadang-kadang Ayahnya akan terlelap begitu saja tanpa mengingatkan Syifa untuk membaca doa.
Ternyata....lirih ku dengar Syifa melafadzkan doa mau tidur dan ketiga surah tersebut...Tanpa disuruh Ayah.

Kejadian ini tidak terjadi sekali saja, saat ini tanpa disuruhpun Syifa akan melafadzkan ketiga surat dan doa mau tidurnya dengan sungguh2, bahkan semalam aku dikejutkan dengan tambahan doa lagi...
"'a 'udzubikalimatillahittammati min syarri maa kholaq" 
Aku bertanya ke Syifa, "kok kamu apal doa itu, Nak?"
"Iya, Syifa suka denger ibu ngucapin do'a itu kalo mau tidur, kalo lagi dijalan pas maghrib....Tau ngga Bu, kalo Ibu ngucapin do'a itu Syifa suka ngikutin dalam hati. Syifa pengen bisa juga" Kata Syifa tesipu-sipu malu...
OOOoo begitu...Aku sengaja tidak menyuruh Syifa menghafal doa tersebut, karena aku pikir dia sudah cukup dengan doa mau tidurnya dan ketiga surat tersebut..Maka terkadang jika Syifa selesai membaca doa, akan aku lanjutkan membaca ayat Qursyi atau doa a'udzubika limatillahittammati min syarri maa kholaq....

Semoga Syifa menjadi Anak yang sholeh....Aaamiiin... ^.^

 

27 Mei 2009

2x5ribu=10ribu??

Ketika Syifa ikut Ayahnya sholat Isya di mushola dekat rumah.... Ada dua orang temannya Syifa juga ikutan sholat berjamaah...singkat cerita Syifa dan kedua temannya (Afi dan Siti) sedang asyik bermain pura2, begini percakapan mereka yang ditangkap oleh Ayah....

Afi: "Aku jualan ayam bakar, satunya limaribu. Siapa yang mau beliiii???"
Syifa : "Aku mau beli donk."
Afi: "Beli berapa?"
Syifa: "Dua"
Afi: "kalo dua semuanya jadi 12 ribu"
Syifa:"yee...salah, kalo dua semuanya jadi 10ribu.."

Keesokan harinya, ketika berangkat sekolah, didalam mobil Ayah menanyakan hal yang sama kepada Syifa...
"nak, kalo satu harganya limaribu, kalo dua harganya berapa??"
"sembilan ribu", jawab Syifa...

Nah lho, Sebenarnya Syifa dah bisa ngitung belum yaaa...??? :)


26 Mei 2009

Syifa..oh..Syifa...

Semalam Syifa curhat sama Saya...
Ibuuu...Ajarin Syifa dooong...ajarin apaan kek...sebelum tidur. Seperti biasa dari mulut kecilnya Syifa mengalir pengalaman-pengalaman dia disekolah tadi pagi...Dan ternyata Syifa habis diomongin sama wali kelasnya kalo dia kudu belajar sebelum tidur, Syifa kurang dalam hal membaca dan berhitung.Dia bilang dia takut kalau sampai guru itu marah lagi.Ketika aku tanya bagaimana Bu guru marahnya...dia menjawab, Bu guru kalau marah matanya kayak mau nangis...Sepertinya sang guru mutung juga ngadepin Syifa yang kayak begitu :)
Namun aku tidak menyalahkan Sang guru. Aku hanya sedih, ya, memang begini kalau belajar di sekolah...harus menghadapi kewajiban belajar, cuma gara-gara dimarahin guru. BUkan karena keinginan diri sendiri..

Semoga keinginan ber homschool ku bisa diimbangi dengan kesabaran..karena jujur aja untuk sabar..duuuuh...ini yang harus aku pelajari dari dulu...Aku bukan orang yang sabar...ihiks...ihiks...apalagi kalo sudah 'merasa' jadi single fighter..ugh...maunya perfect semua schedul yang dah dibikin...

Akhirnya malam tadi aku cuma bisa diam...Karena aku memang belum mentargetkan Syifa untuk dapat membaca dan berhitung...diam karena aku bingung bagaimana mensinkronkan keinginanku dengan ibu guru disekolah...diam karena takut nanti Syifa mutung lagi ga mau belajar membaca dan berhitung....

21 Mei 2009

Ayah & Ibu Sayang Syifa


Masih terbayang waktu bermain & bepergian dengan Syifa, Kita bertiga; Ayah, Ibu & Syifa selalu melakukan sesuatu bersama; pergi & main ke pantai, ke pameran, ke ragunan, ke Ciwidey, ke Waterboom... Memang terasa ada perbedaan sejak Iqo lahir, jelas perhatian Ibu lebih banyak diberikan buat Iqo & itu mungkin dirasakan langsung oleh Syifa. Sebelumnya dia dengan bebas bermain & banyak menghabiskan waktu untuk belajar dengan Ibunya, tapi saat ini dia harus lebih banyak bersabar karena harus berbagi waktu Ibunya dengan Iqo Adiknya.
Syifa akhir-2 ini sering kali membantah atau bersikap membandel, mungkin untuk menarik perhatian Ayah & Ibu agar bermain bersama kembali. Ayah & Ibu sering kali bilang ke Syifa agar Syifa bisa sabar karena bila Iqo sudah agak besar nanti kita ber-empat main & bepergian bersama lagi.
Ayah & Ibu juga sering kali bilang kalo Ayah & Ibu Sayang Syifa, juga Iqo adik Syifa.
Nanti kita ber-empat, main bersama lagi ya nak !!!
Syifa main dengan Ayah dulu ya... :D

17 April 2009

Menggambar


Bandingkan!! hasil karya syifa. Setahun yang lalu...Dia menggambar seorang gadis kecil yang memiliki rambut panjang, roknya berwarna merah dan gadis kecil itu memiliki sebuah boneka disampingnya.... ukiran "by.SYIFA" masih dibantu....


Sedangkan gambar yang satunya hasil karya Syifa  beberapa minggu yang lalu. 
Ukiran namanya dibuatnya sendiri, tanpa bantuan siapapun. Kalo kata Syifa sih, ini gambar rumah(yang berwarna ungu muda, kuning, dan hijau), ada tas (yang berbentuk bulat-ungu dan kotak-oranye) dan sekuntum bunga, sedangkan diatas tas ada  badut lg tidur... 

Lumayan luweskan untuk ukuran seorang anak seumuran Syifa?? (He..he..ini subjektifitas seorang ibu)

Syifa memang lebih menyukai menggambar dibandingkan dengan mewarnai...Dia bisa menggambar objek apa saja yang ada dalam imajinasi dia dalam satu waktu, thats why kertas dirumah sering habis... sedangkan mewarnai dia akan cepat bosa...san...san...Oya, by the way, Syifa terpilih jadi peserta lomba mewarnai pesta seni ancol nanti tanggal 23 April. Kata Bu Guru, Dibandingkan teman2nya Syifa masih lumayan mewarnainya dan aku sebagai Ibunya dimunta untuk selalu mengajarinya mewarnai...Wah, wah, gawat...Padahal, Syifa baru aja bilang dia lagi cape mewarnai....




02 April 2009

Kapan motivasi itu ada??

Saat ini Syifa sudah TK B, tapi asal tahu saja, meski sudah TK B dia belum bisa membaca dengan lancar...Biasanya dulu kita-aku dan Syifa- bermain kartu huruf, tapi semenjak aku sibuk dengan Iqo sepertinya dia jadi bad mood. 
Syifa memiliki sifat yang sama dengan Ayahnya, kudu ada motivasi jika mengerjakan sesuatu, kudu punya tujuan yang dianggap menarik jika ingin belajar sesatu, jika dia anggap tujuan dari belajar tersebut tidak menarik maka dia akan malaaaasss banget. Bahkan ga bakalan di sentuhnya. :(
Dan satu lagi, jika dipaksa maka Syifa akan langsung menolak. Semakin dipaksa semakin kuat penolakannya. Jika sudah begini akan lebih susah lagi...

Ternyata disekolah pun demikian, jika Bu Guru secara terang-terangan mengajak membaca, maka dia akan antipati...
Aku sudah sering bercerita ke Syifa bagaimana seorang anak yang bisa membaca dapat dengan enaknya membaca buku cerita kesukaannya. Atau ada anak yang karena dia bisa baca dia tidak gampang ditipu orang..atau ada anak yang dengan membaca dia bisa selamat dari penculikan...
Semua cerita tersebut mental begitu saja..Menguap, tak ada artinya buat syifa...
Sampai aku bertanya ke Ayahnya, bagaimana dulu dia bisa membaca, siapa tau bisa sepadan...
eh, Ayah bilang dia suka baca karena abangnya dah SD dan sering belajar membaca, dan dia merasa tertarik... Wah... Gak matching neeh..Syifa gak punya kakak.
Aku pikir disekolah dia bisa belajar membaca karena melihat teman-temannya bisa membaca dia jadi terpancing-Biasanya sih begitu, Syifa gak mau kalah sama temennya kalau sudah unjuk kebisaan- ternyata tidak juga...
Aduh Nak.. KApan ya, Ibu bisa memunculkan motivasi membaca buat kamu???


Akhirnya...

Alhamdulillah...akhirnya bisa posting juga. 
Beberapa hari yang lalu, Syifa meminta ku untuk ikut mengantar ke sekolahnya. Sepertinya dia rindu dengan ruinitas dulu- aku memang selalu mengantarkan Syifa sampai di sekolahnya. 
Pagi itu, aku agak sibuk karena aku harus memandikan Iqo pagi-pagi sekali dan tentu saja akupun harus mandi. Waktu sudah menunjukkan lewat jam tujuh, Syifa masuk jam 7.30 sedangkan perjalanan dari rumah ke sekolah Syifa memerlukan waktu 20-30 menit, itupun kalau tidak macet. Rencananya aku memang ingin ngobrol dengan wali kelas Syifa, bagaimana perkembangan dia di sekolahnya. Tapi kalau sudah begini, sepertinya tidak akan kesampaian rencana tersebut. Ketika sedang dalam perjalanan tiba-tiba Syifa bertanya padaku. Bu, sekarang kita sudah berempat ya? ga bertiga lagi? Aku bingung dengan ucapannya. Berempat gimana? tanyaku.. Iya, sekarang kita berempat kan ada dedek. Jadi ada empat, Ayah, Ibu, Syifa, dedek... O iya.. Jawabku..Alhamdulillah, dia sepertinya sudah mulai mau menerima.
Tiba di sekolah, benar saja, terlambat...Tapi aku masih sempat ngobrol dengan kepala Sekolah Syifa, Bu Sri. Ternyata Syifa tidak berubah, di Sekolah dia tetap seperti Syifa yang dulu, cerewet, aktif dan kalau lagi berbicara paling tidak suka di potong atau dicuekin. Bakalan mutung dia...Alhamdulillah, aku pikir dia berubah sejak ada adeknya, ternyata masih sama seperti dulu. Aku sempat mengungkapkan ke Bu Sri kalau Syifa masih beradaptasi dengan adek barunya..

Beberapa waktu setelah perbincanganku dengan Bu Sri...
Suatu malam, ketika asyik bermain tiba-tiba Syifa berucap, kalau sama yang kecil harus ngalah ya, yang besar itu ngalah sama yang kecil. Dedek Iqo kecil, Syifa sudah besar..

Aku yang sedang menyusui Iqo agak terkejut...dan cuma bisa tersenyum, pasalnya aku memang tadi sedang bermain sama Syifa, tiba-tiba Iqo nangis dan aku bergegas seraya berucap ke Syifa, Nak Ibu mau nyusuin dedek dulu ya..Dan Syifa mengiyakan.  
Alhamdulillah, Syifa sudah mulai dewasa ya... :P 

18 Maret 2009

syifa vs iqo

Alhamdulillah...Adiknya Syifa sudah berumur 18 hari...Selama itu juga Syifa 'terlalaikan'. Ada rasa sedih dari gerak gerik Syifa. Aku yakin Syifa sayang sama adeknya. Dia paling suka kalau ada yang berkunjung kerumah menengok Adeknya...Dan setelah tamu pulang dia akan dengan senang hati dan suka cita membuka bingkisan untuk adiknya :-P Saat ini dia sedang single fighting, Yang dia bingung : kok ibu jadi selalu fokus ke Iqo? waktu buat Syifa mana??!
Akhirnya semua tanggungjawab pengurusan Syifa diambil alih sama Ayah. Kemana-mana Syifa bareng Ayah..
Suatu malam...Aku sengaja memancing Syifa..."kapan ya kita bisa main bareng?" spontan Syifa menjawab:"Ibu kangen ya main sama Syifa lagi?Nanti juga kalau Ibu udah sembuh bisa main sama Syifa"

Buat Syifa:
"Maafin ibu, Nak. Pasca melahirkan sangat berat untuk Ibu. Ada obsesi yang dulu belum bisa Ibu lakukan dan saat inilah Ibu berusaha wujudkan, memberikan ASI untuk Adik-yang memang obsesi Ibu dari dulu, karena waktu Syifa lahir Ibu merasa bersalah tidak bisa optimal memberikan ASI untuk Syifa. Nah, saking stressnya Ibu mencoba berbagai cara, dari makan sayur katuk, minum ramuan jamunya Uthi, minum habbatussauda, minum asi fit.. tapi sampai hari kelima belum keluar juga, akhirnya alternatif terakhir... Membeli pompa untuk nyedot ASI..Selain itu Ibu juga kudu memulihkan perlukaan akibat robekan jalan lahir...Wuiiih itu yang membuat Ibu agak ngeri. Ibu takut sama luka :-(
Tapi Ibu berusaha untuk cepat pulih kembali dan nanti kita bisa belajar dan bermain bersama lagi, tentunya semakin rame dan lebih seru lagi karena sekarang Syifa punya teman baru si kecil Iqo!!"
Sekarang SYifa enjoy aja dulu belajar sama Ayah...OK's

15 Maret 2009

Iqo, 28 feb 09


Alhamdulillah, putri kami yang ke-3 diberi nama "Afifah Ariqoh" telah lahir di Bekasi tgl 28 Feb 09.

sebelumnya Ayah belum siapkan nama untuk "iqo" panggilan Afifah :D
karena Ayah menduga bahwa yang lahir adalah anak laki-2, maklum Ayah satu-2nya lelaki dirumah & kebetulan banyak orang menduga hal yang sama yaitu adiknya Syifa akan lahir laki-2.

Namun jum'at pagi itu +/- jam 6.30 wib Ibu sudah merasakan sakit & ketika di cek dikamar mandi ternyata keluar flek darah, karena Ayah sudah siap bila Ibu akan melahirkan tanpa berfikir lama langsung membawa Ibu ke bidan terdekat, padahal pagi itu Ayah & Syifa bersiap ke kantor & Sekolah. sesampainya di Bidan ternyata benar Ibu akan melahirkan dan saat itu baru "bukaan 1", karena itu Ayah & Syifa izin untuk menemani Ibu yang akan melahirkan... ( pas kebetulan Ayah jg lg ingin dirumah :)

Selesai dari Bidan Kami langsung menjemput Uti-nya Syifa untuk menemani Syifa bila nanti Ibu melahirkan. Setelah menjelang sore Ibu merasakan sakit kembali & Kita semua mengantar ke Bidan, setelah diperiksa ternyata baru "Bukaan 2". Bidan menyarankan agar Ibu banyak jongkok & meregangkan kaki jadi membantu mempercepat proses kelahiran.

Sejak sore itu sampai dengan malam hari adalah waktu yang cukup menegangkan karena Ibu trus bolak balik (seperti strikaan red.. :) & jongkok ( seperti... ??? :) & akhirnya +/- jam 11 malam Ibu merasakan sakit kembali pada saat itu hujan cukup deras. malam itu juga Ayah mengantar Ibu kembali ke Bidan, Syifa tertidur ditemani Uti-nya.

Malam itu Ayah menemani Ibu & dengan sabar Mba-2 perawat menolong Ibu yang akan melahirkan, saat "iqo" akan keluar Ibu Bidan yang menangani langsung persalinan. Alhamdulillah persalinan berjalan dengan normal, Ibu melahirkan Iqo dalam keadaan sehat, walaupun Ibu 3x "ngeden" mengeluarkan Iqo... :D jam menunjukkan waktu 12.56 wib.

Alhamdulillah ya ALLAH atas pertolongan & karunia-Mu

Semoga Afifah Ariqoh Engkau jadikan hamba-Mu yang sholeha, amiin ya Robbal A'lamiin.

Nb. Afifah artinya yang mempunyai harga diri, &
Ariqoh artinya yang mulia asalnya/ baik budi pekerti

18 Februari 2009

menanti sang adik lahir

Saat ini Syifa sedang menanti adiknya lahir, umur kehamilanku sudah 8 bln jalan. Syifa seperti takjub dengan perubahan perutku yang semakin hari semakin buncit. Pernah suatu malam Syifa berujar sambil memegang perutku,"dedek kita main yuuuk, kaka syifa yang masuk (maksudnya masuk keperutku) apa dedek yang keluar?".............................
alhamdulillah sekarang Syifa lebih siap menjadi kakak. Sudah ada perasaan bertanggung jawab, merasa dah besar dan mandiri. Merapikan mainannya, meski kadang harus diingatkan :P , mandi sendiri, meski kadang menghabiskan air di bak mandi dan bermain sabun :P , memakai pakaian sendiri... Aku bersyukur, Syifa mulai beranjak besar dan tidak terlalu manja. Walaupun terkadang masih tantrum dan minta lebih diperhatikan, aku anggap itu wajar untuk anak seumuran dia. Karena memang seharusnya dia masih bisa punya perlakuan istimewa sebagai anak kecil. terkadang dia masih ingin di pakaikan baju oleh ayah atau ibunya, atau saat ini dia masih ingin tidur bersama kami...step by step lah...

17 Februari 2009

Mau jadi apa besar nanti?

MAlam ini Ayahnya Syifa browsing internet tentang robot rakitan. Cita-cita dia dulu waktu kecil : bisa merakit robot sendiri...:) Tiba-tiba Dia berucap kepada Syifa, "Nak, lebih baik kamu homeschooling aja deh." (Maksudnya biar nanti Syifa gak terlalu dibebani pelajaran yang tidak bermutu/tidak perlu). Aku ikut urun rembug," kalo HS Ayah juga harus punya peran, jangan cuma ibunya doang..."
Kemudian, Ayah bertanya sama Syifa, "Emang kalau sudah besar Syifa mau jadi apa?" Dengan enteng Syifa menjawab," Jadi Dokter.Emangnya kenapa Ayah?" " Wah kalau jadi Dokter Ayah gak bisa nemenin kamu Nak, Ayah paling gak tega ngeliat binatang dibelek-belek. Udah deh nanti kalau Ibu lagi ngebelek Ayam atau ikan Syifa liati aja, sekalian belajar."
Wuiiih Ayah ini paling bisa ngeles kalau sudah urusan ngajarin anaknya. Belum-belum dah matahin semangat anak untuk jadi dokter...Padahal dulu yang ngebet agar Syifa jadi dokter dia juga...Aku langsung berkata, tenang aja Dek, sumber bacaan dan cerita untuk jadi dokter banyak kok di internet nanti kita belajar bareng-bareng yaa..." Yang diajak diskusi cuma bingung...Lha wong Syifa taunya dokter itu enak, dan dia baru aja dapet kunjungan profesi sebagai dokter... tiba-tiba Syifa berucap," kalau jadi polisi Ayah, gimana?" "Polisi ya,mmm...." Ayah tidak meneruskan komentar. Aku cuma senyum aja. Syifa emang mau jadi dokter merangkap polisi, karena dulu dia pernah bilang kalau sudah besar mau jadi dokter juga polisi, biar bisa nolongin orang tapi juga dia bisa nembakin orang jahat....:)

14 Februari 2009

Uang 5000

Hari JUm'at lalu syifa aku berikan uang Rp.20000,- untuk biaya TPA. Aku sudah mengatakan kepada Syifa Rp.15000 untuk bayaran TPA dan sisanya untuk infak. Sudah dua kali dia aku coba beri kepercayaan memmberikan sendiri uang bayarannya. Sekalian melatih dia untuk kedepannya, rasa tanggung jawab...
Ketika maghrib, aku iseng bertanya, Nak, uang bayarannya dah dikasih semua ke Bu Gurukan?
Syifa mennjawab dengan polosnya, Kata buguru harus kembali...(maksudnya ada kembalian 5000)
Lha, kan ibu dah bilang kembaliannya untuk infak. Kekeh Syifa menjawab, ga boleh, harus kembali. Aku curiga dan langsung bertanya...ya udah sekarang mana kembaliannya? Syifa kasih ke temen Syifa...Haaah???! Aku langsung bingung. NGapain kami kasih temen kamu Nak? Eh, enggak deng, Syifa beliin kue kacang. Semuanya? tanyaku... Waduh gawat kejadian lagi... Akhirnya aku tanya uang yang bulan lalu diapain sama dia. Dia lupa, kalo gak salah dibeliin kue kacang, katanya...
Aku belum mengerti sampai sekarang dimana keberadan uang 5000 tsb. yang jelas bukan dibelikan kue kacang, karena selesai TPA, Syifa langsung cari makanan, tandanya dia belum jajanin uangnya. Kasih ke teman? Belum tau juga..
Akhirnya aku langsung menelpon salah satu tetangga yang memang pengurus TPA. Yap...Benar uangnya di kembalikan 5000 ke Syifa dan untuk bulan lalupun juga demikian dikembalikan...
Akhirnya ada sebuah pelajaran berharga untuk Aku dan Syifa. Disini akhirnya kita bahas, kalau uang itu utnuk infak berarti ga boleh dijajanin. Infak artinya ditabung untuk tiket masuk syurga...Syifa mengerti. Namun, aku juga memberikan sanksi, dia tidak bisa beli kue kacang karena uangnya untuk menggantikan uang infak yang telah lolos dari "peredaran". Mau? Ga pa-pa..kata Syifa...

13 Februari 2009

kunjungan profesi...

Pagi ini di sekolahnya Syifa ada kunjungan profesi. Dokter katanya Syifa. Diperiksa, seperti biasa kesehatan mulut, telinga, dan hidung. Pulang dia bawa oleh2 obat -vitamin kali yeee- tapi dengan bangga dia bilang ini adalah obat dan Syifa berani minumnya. Jelas aja berani, lha wong rasa obatnya asem2 manis....

Sebelumnya Syifa menolak untuk sekolah karena akan bertemu dengan sang Dokter, eh ternyata pagi-pagi dia enjoy aja kesekolah... Dia bilang dokternya ada yang galak!! waduh...temennya Syifa ada yang dimarahin sama dokter galak, begitu cerita Syifa.

Mengapa kunjungan profesi mesti dokter ya?? kenapa gak tukang tahu atau bakul beras yang telah sukses??!

23 Januari 2009

ma-ta ke-ro-pi be-sar

Saat ini Syifa lagi suka nulis. Dia mulai belajar bagaimana merangkai huruf menjadi sebuah suku kata kemudian kata dan akhirnya menjadi sebuah kalimat. Layaknya anak usia 5 tahun, dia masih belum sabar untuk dapat bisa/mahir. Maka yang mengajarinyalah yang dituntut untuk sabar....
Seperti kejadian beberapa waktu lalu. Saat maghrib telah berkumandang, dan aku selesai sholat...
Seperti biasa karena boring ga punya kerjaan(bosen bermain) sambil menunggu Ayah pulang, dia bergaya menulis. Sekalian aja aku ajak 'bermain tebak2an'.
Aku menulis 2 huruf dan Syifa menebak dengan membacanya. Dia setuju, dan permainanpun dimulai...
Aku menulis suku kata ma-dan dijawab dengan benar oleh Syifa. Kemudian dilanjutkan dengan ta- dst...hingga terangkai menjadi sebuah kalimat ma-ta ke-ro-pi be-sar. Dalam satu kartu hanya aku tulis satu rangkaian kata. Dan terakhir aku minta syifa menebak apa rangkaian dari kata2 tersebut.
Dengan terbata-bata, dia mencoba membacanya...agak susah, dan akhirnya dia putus asa.Ah...susah Bu...Apaan bacaannya....kata dia uring-uringan.
Padahal dia sudah bisa menebak per kata: ma-ta, ke-ro-pi, dan be-sar. Ketika diajak untuk membaca semua kata dia menganggap terlalu banyak dan itu sangat menyusahkan dia. Aku mencoba mencari akal biar dia mau berusaha membaca pelan-pelan....Akhirnya aku mendapat ide!Mmmm...kalimat ini adalah kalimat yang lucu, kalo Syifa bisa menebaknya pasti kamu nanti tertawa.
Merasa akan mendapatkan sesuatu yang lucu, dia berusaha dengan keras...aku berkata, baca dari kartu pertamanya dulu...
kartu pertama: ma-ta, kata syifa, dan kartu kedua: ke-ro-pi. aku langsung bertanya, mata siapa nak? dia langsung mengerti maksud ku, mata keropi...lantang dia berucap. kamudian kartu ketiga: be-sar, kata Syifa. jadi...lanjutku cepat, mata keropi kenapa? Oooooo...Syifa langsung menjawab : mata keropi besar!!Dan dia mulai mencoba membaca sendiri tanpa bantuanku, tanpa menebak, dia membaca dengan terbata-bata...Dan...berhasil hingga kartu ketiga. Akhirnya meledaklah tawa dia...Ha..ha..ha..ya, betul mata keropi besar. Dia langsung melihat boneka keropinya yang ada didekatnya. Dan dia tertawa lagi..Iya ya, mata keropi besar...kata dia...Alhamdulillah...ujarku dalam hati.Dan ketika aku meninggalkan dia sendirian, tak sengaja aku melihat syifa sibuk dengan kartunya, dia benar-benar berusaha membacanya..ma-ta ke-ro-pi be-sar. Dia mengamati semua kartu, seakan sedang meneliti sesuatu yang menurutnya amat penting....Puas sekali terlihat dari wajahnya.Yah lumayan, satu kalimat....akupun tersenyum puas. Alhamdulillah, yang penting dia mengerti maksud dari membaca adalah banyak pesan yang dapat disampaikan jika kita bisa membaca...Dan kita harus berusaha untuk dapat membaca.

13 Januari 2009

Naik, naik ke puncak gunung...

Nah acara ini juga yang terlewati karena saking capenya...baru bisa posting sekarang.
Liburan idul fitri nan panjang....Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Ciwidey, Bandung. Disana ada wisata kawah putih, kebun strawberi dan kebun teh. Hmmm Stroberi, kesukaan Syifa.
Kami pergi tidak hanya bertiga, karena liburan kali ini Budhe dan Pak Dhenya Syifa turut meramaikan. Mereka yang jadi pemasok amunisi makanan...Jadi lah Kami berangkat pagi-pagi, dari rumah jam 5.30, jemput Pakde dan Bude di Jati Mulya, dan....Meluncur kita ke Bandung. Sepanjang perjalanan seperti biasa, Syifa ceria dan riang gembira karena dia memang paling suka kalo udah diajak jalan...Syifa gitu lho.
Setelah melewati jalan yang panjang, sempat juga Syifa tertidur. Akhirnya sampailah kita di Bandung, kemudian cari Lokasi Kawah Putih...Lumayan, Ayah masih bingung jalan di Bandung. Alhamdulillah ga pake acara nyasar, Lokasi langsung ditemukan. Karena belum sempat nanya sudah ada petunjuk jalan gedhe banget. Ciwidey, belok kanan...Lanjut....breeemmm...breeemm. Lokasi kawah putih lurus terus...lanjut....breeeemm...breeemmm.
Hampir ke kawah putih ternyata radha macet. Lumayan lah stag dijalan menanjak. Ternyata ada bis mau turun, karena jalan sempit jadi kudu sabar nunggu giliran. Hwa puncak yang sejuk sudah terasa AC mobil dimatikan, buka jendela. Eh...ada penjaja stroberi, memang samping kiri kanan ada kebun stoberi. Satu kotak lumayan besar 10 ribu, ditawar2 dapet enamribu. Beli satu kotak aja dulu. Ternyata ludes sama Syifa....sambil nunggu macet dia melahap stoberi...
Alhamdulillah sampai di tempat pembelian karcis dan masuk lah kita ke kawasan kawah putih. Clingak-clinguk mana ya???Ooooo MasyaAlloh ternyata kudu offroad dulu. Menyusuri hutan belantara menggunakan sedan, menanjak. Wuih pokoke syerem deh. Alhamdulillah sampai kelokasi sesungguhnya tanpa kekurangan satu apapun.Keletihan sehabis perjalanan panjang Bekasi-Bandung, dan offroad yang menegangkan akhirnya bisa terbalas dengan melihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Kawah putih ternyata lokasi wisata yang indah sekali. Subhanalloh...Inilah keindahan alam Sang Pencipta. Sungguh megah, mempesona setiap orang yang melihatnya.
Parkir mobil, bawa amunisi makanan dan....Kita makan dulu dong, sebelum menjelajahi lokasi lebih jauh. Wah...Mantap. Alhamdulillah kenyang semua dan...saatnya beraksi. Syifa ingin banget nyemplung ke kawah, dia kira tuh kawah kolam renang kali ya... Akhirnya Pakdenya punya permainan yang menyenangkan. Melempar batu dengan bergaya ke arah kolam kawah.
Untuk mengabadikan keindahan alam, kita berfoto ria.
Syifa???Ogah untuk beraksyen dia lebih menyukai bebas nimpukin kawah dengan batu. Setelah puas mengabadikan kolam kawah yang sedang turun kabut. Wah...kabutnya turun, Indah sekali, peristiwa yang harus diabadikan neeh..cklik,cklik, semua bergaya, Syifa diabadikan juga dengan gaya bebasnya disana sini...
Tiba-tiba ada kejadian, saking seriusnya nimpuk ga terasa Syifa sangat dekat dengan bibir kawah...Dan akhirnya...Sebagian kakinya njeblos ke lumpur belerang....Hasilnya???Liat aja ndiri....kaki yang belepotan lumpur di bersihkan di kolam yang lebih frendly, karena ada juga orang yang berani nyemplungin kaki di kolam yang satu lagi, kita juga memberanikan diri mencuci kaki Syifa di kolam tersebut. Setelah puas bermain kita naik keatas, ternyata ada goa peninggalan Jepang. Di goa itulah penambangan belerang tempo penjajahan Jepang dulu beraktifitas. Di mulut goa tertulis "Janganterlalu lama di depan mulut goa, berbahaya" Wah di mulut goanya aja berbahaya apalagi masuk kedalam. Memang di sini bau belerang menyengat sekali bikin pusing kepala. Kebayang ga si orang-orang tempo dulu disuruh ngambilin belerang turun kebawah sama Jepang...Kasihan ya....
Kemudian kita berpindah tempat, takut juga kalo nanti tau-tau pingsan. Kita beristirahat dipendopo, Ayah Syifa tidur pusing katanya. Jangan2 pas dimulut goa tadi...ihh...Syerem juga. Cape juga si dia abis nyetir.
Keluar kawasan kawah putih, kita menyusuri offroad lagi dengan arah menurun. Kali ini tanggung jawab menyetir ke Pakdenya Syifa. Namun kami keluar lokasi tidak langsung turun, melainkan melanjutkan naik keatas ke kebun teh dulu. Namun tidak sampai ke tempat perkemahan Situ patenggang. Hanya sampai kebun teh milik orang, mampir makan bakso dan mencicipi bandrek si Abah.

Sekarang yang menyusuri kebun teh hanya Syifa, aku dan Budhenya. Ayah dan Pakde hanya jadi penonton, puas poto2 di kebun teh dan kenyang makan bakso, kita turun ke bawah. Perjalanan turun kebawah ternyata kena macet. Alur lalulintas di puncak kudu di atur karena jalanan yang curam dan sempit...Sabar...Sabar...Syifa tidur nyenyak kecapean...

Ayah punya kejutan dia menawarkan ke kebun stroberi, metik stroberi. Tapi tanpa sepengetahuan Syifa, dia menganggap ini adalah perjalanan pulang dan tidak ada yang asyik untuk diperhatikan lagi. Biarlah dia bermimpi dulu dan memulihkan tenaga setelah berkeliling dari kawah putih hingga di kebun teh tadi, belum istirahat. Dan biarlah suasana di mobil agak tenang sedikit...he.he...he..

met ultah yang kelima, Syifa.....

Sebenarnya ini aktivitas kita ketika Syifa ultah yang ke-5. Kejadiannya tanggal 7 Desember 2008, karena sangat letih dan tidak ada waktu untuk posting jadi kelupaan deh...
Sekitar jam 10-an pagi Kita berangkat ke water boom LIppo Cikarang. Syifa seneng banget, dia memang paling suka jika diajak berenang, ban renang kuningnya siap dipompa dari pagi. Jujur ni pertama kali kita kesana, jadi belum tau ada apa aja. Perbekalan sudah memadai, ada mie goreng, roti tawar dan mesis, serta minuman. Tidak lupa handuk, baju ganti, dll.
Sesampainya di Waterboom, Ayah membeli karcis dan ketika masuk periksa karcis dan perlengkapan oleh security. Ternyata makanan tidak boleh masuk ke area wisata. Wah... Kenapa? Mereka menjelaskan kalau makanan harus dititipkan dan jika ingin makan keluar dulu nanti bisa masuk lagi. oooooooo gitu. meski sekedar rotipun tidak boleh mengiringi kami masuk, hanya air minum dan pakaian saja. Kacian banget yak :(
Tapi semua ini terobati dengan keriangan Syifa melihat kolam renang. Ayah langsung bilang, jangan ke kolam renangnya dulu, kita liat2 sekitarnya dulu ya, katanya ada perosotan besar banget, dimana ya?
Alhamdulillah ketemu. Syifa dan Ayah langsung menuju kesana sedangkan aku hanya duduk maanis nungguin baju. Gantian gitu lho...
Lumayan lama lho nunggunya...kirain mereka ngayap kemana gitu...
Ketika muncul syifa dan Ayah sudah basah kuyup. Ayah bilang mau gantian ga? perosotannya tinggi banget, naik keatasnya aja jauh banget jalannya. ih...aku ngebayangin udah ngeri duluan, Karena emang dari tadi orang2 hilir mudik dan banyak teriakan2 gitu deh. aku bilang ngaruh ke dedeknya ga? (karena aku sedang hamil)
waduh, jangan deh. kata Ayah, bahaya. akhirnya mereka meneruskan aktivitas meluncur bebasnya dan aku tetap menunggu...Syifa senang banget, aku perhatikan mereka hilir mudik ga ada berhentinya. padahal mereka cuma bermodal ban kuning, itu juga yang pake cuma syifa doang. Ayahnya ga pake pengamanan sama sekali. Emang dasar syifa, kalo emang udah tau enak ga bisa mau berhenti apalagi kalo aktifitas di air...dia minta naik perosotan lagi....lagi....dan lagi....
karena Ayah dah laper berat kita keluar dulu makan perbekalan dengan membujuk rayu Syifa dulu tentunya...Janji akan balik naikin perosotan lagi. Aneh, nih anak ga laper kalo dah asyik. Kita keluar arena, mengambil makanan dan melahap semua perbekalan. Nyam, nyam,nyam... Syifa makan lahap banget....kelaperan ni yee...
Nah kemudian kita masuk untuk melanjutkan adventure yang lainnya.Syifa menolak dia ngotot mau ke tempat perosotan lagi, sedangkan aku mau masuk ke kolam yang mengalir. Maksudnya biar ga penasaran kita cobain semua kegiatan yang ada disini. Lagian kayaknya safety buat ibu hamil...
Syifa yang menyusuri pertama kali sama Ayah, Aku duduk manis. Karena menurut Ayah tidak berbahaya maka aku juga menyusuri 1x bersama Syifa sementara Ayah beristirahat.
Pokoke puas banget deh muter2. Syifa meminta untuk naik perosotan lagi... Waduh... Padahal Ayah dan Ibunya aja udah kecapean, kelaperan. Eh...dia mah masih ON aja. Tapi melihat raut muka Syifa emang udah cape banget...Emang bener kalo udah ada di air susah banget keluarin Syifa. Ketika berenang aja ada orang yang sampai bergumam "tuh, liat anak sekecil itu saja berani di air cuma pake ban kecil, kamu yang udah gedhe segini takut tenggelem, padahal dah pake ban renang yang guedhe." sambil menunjuk kearah Syifa yang sedang memeragakan gaya renang yang diajarin bugurunya ke AYah. Aku cuma nyengir doang, belum tau dia kalo ni anak emang hobi berenang...
Kemudian kita beralih kekolam renang biasa. Ayah mengajari Syifa berenang. Pokoke saat ini adalah hari Syifa bersama Ayah bermain diair sampai puas, buat kita kali ya...buat Syifa dia belum puas karena tiba waktunya pulang dia manyun aja. Tapi karena hari sudah siang kita harus pulang. Mandi, ganti baju, sholat, pulang deh...Sebelum pulang mampir dulu ke Lippo mall, kudu makan. Soale ibunya Syifa belum masak...he...he...he...
Sepanjang perjalanan dari waterboom ke lippo mall Syifa mengantuk....tidur, kecapean....
Syifa menghabiskan sepiring nasi dan Ayam goreng. Ayah dan Ibu makan bakso....
Ayah mengingatkan Syifa, ga ada perayaan ultah ya Dek, kan udah jalan2 sama makan...Syifa mengangguk. Keliatannya sih dia puas banget hari ini. puas....puas...puas....

05 Januari 2009

jual beli nontunai ala Syifa

tadi kita bermain marketplace. Syifa seperti biasa memposisikan diri sebagai penjual dan Saya harus menjadi pembelinya. Singkat cerita dia berjualan di mall dengan menjual pernak pernik anak kecil. tapi barang dagangan berupa kartu yang bergambar tas, boneka, tenda, burung dsb. dan kartu tsb seakan-akan mengkiaskan barang sesungguhnya. misal saya ingin beli burung maka Syifa akan memberikan kartu bergambar burungnya. begitu deh...
yang membuat Saya agak terkejut, Syifa bilang "belanjanya ga pake uang ya Bu, Ibu tinggal kasih kartu kredit ibu saja, nanti tinggal gesek di mesin ini" sambil menunjukkan jam yang memang seperti alat hitung (kalkulator) yang ada selipan kartunya.
mirip yang ada di kasir.
ketika aku bilang aku tidak punya kartu kredit. Dia langsung berucap "tidak apa-apa, ini Saya bikinkan kartunya, langsung bisa dipakai, dapat hadiah boneka, tapi Ibu harus belanja dulu di toko Syifa"
Nah lho...
akhirnya kami bermain jual beli dengan pembayaran nontunai...
Dan ternyata di arena berjualan itu Saya mampu mangajari Syifa membaca, karena dia berjualan kartu belajar membaca, ada empat kartu: sa, la, wa dan ya. lumayan dia mengenal suku kata baru wa dan ya...sekalian aja saya gabung-gabungin kartunya jadilah dia belajar 2 sukukata...

homeschooling,unschooling,schooling

Sebenarnya Saya masing ingin Syifa homescooling. Tapi ternyata dia memilih lain, dia ingin sekolah seperti layaknya anak yang lain. Tapi yang terpenting Saya selalu memonitoring sejauh apa transfer ilmu yang diberikan oleh sekolah dan lingkungannya. Baik itu transfer ilmu gurunya didalam kelas, maupun lingkungan-dalam hal ini teman2nya sebagai sarana sosialisasi untuk Syifa.
Saat ini Syifa sudah memasuki dunia TK B selama 1 semester. Mungkin kalau menurut orangtua yang lain,perkembangan SYifa tidak bagus. Why? karena dia belum mahir membaca, berhitung. Namun bagi Saya kemampuan Syifa sudah bagus, Desember 2008 kemaren dia genap berusia 5 tahun,tergolong muda kan untuk ukuran TK B. Lagi pula Saya belum mentargetkan Syifa untuk mahir membaca&berhitung. kemampuan membaca Iqronyapun belum sehebat anak-anak diusianya. baru sampai huruf ja (jim). Sayapun belum begitu tertarik untuk mencari bentuk belajar membaca yang handal. Karena Syifapun sudah mulai mengenal huruf dari umur 3 tahun, melalui bentuk permainan. So...Saya sedang mencari bagaimana menumbuhkan minat baca dia. Dan itu yang belum bisa Saya gali...saat ini Saya hanya watch and see..
Tapi ketika Saya perhatikan, kemampuan hafalannya sedang berkembang. Dan inilah target kami, sebagai orangtuanya. Setiap malam kita berusaha mereview hapalan surat pendek, doa dan haditsnya.
Pendek kata Saya tidak menekan sekolahnya untuk dapat mengajari Syifa mahir membaca. Karena sekolah menurut Saya hanya sebagai sebuah lembaga yang dikunjungi sang anak tak lebih dari 3-4 jam saja. Selebihnya adalah tanggungjawab ortu sebagai pengemban amanah yang diberikan oleh Alloh SWT dalam mendidik anak2.
Mau unschooling,schooling, homeschooling...bukan pembatas anak untuk terus berkreatifitas meningkatkan kemampuan diri untuk berkembang. Yang terpenting sebagi orangtua kita harus bisa melihat dan menggali potensi anaknya. Jangan ada paksaan, buat stimulus-stimulusnya saja....