02 April 2009

Kapan motivasi itu ada??

Saat ini Syifa sudah TK B, tapi asal tahu saja, meski sudah TK B dia belum bisa membaca dengan lancar...Biasanya dulu kita-aku dan Syifa- bermain kartu huruf, tapi semenjak aku sibuk dengan Iqo sepertinya dia jadi bad mood. 
Syifa memiliki sifat yang sama dengan Ayahnya, kudu ada motivasi jika mengerjakan sesuatu, kudu punya tujuan yang dianggap menarik jika ingin belajar sesatu, jika dia anggap tujuan dari belajar tersebut tidak menarik maka dia akan malaaaasss banget. Bahkan ga bakalan di sentuhnya. :(
Dan satu lagi, jika dipaksa maka Syifa akan langsung menolak. Semakin dipaksa semakin kuat penolakannya. Jika sudah begini akan lebih susah lagi...

Ternyata disekolah pun demikian, jika Bu Guru secara terang-terangan mengajak membaca, maka dia akan antipati...
Aku sudah sering bercerita ke Syifa bagaimana seorang anak yang bisa membaca dapat dengan enaknya membaca buku cerita kesukaannya. Atau ada anak yang karena dia bisa baca dia tidak gampang ditipu orang..atau ada anak yang dengan membaca dia bisa selamat dari penculikan...
Semua cerita tersebut mental begitu saja..Menguap, tak ada artinya buat syifa...
Sampai aku bertanya ke Ayahnya, bagaimana dulu dia bisa membaca, siapa tau bisa sepadan...
eh, Ayah bilang dia suka baca karena abangnya dah SD dan sering belajar membaca, dan dia merasa tertarik... Wah... Gak matching neeh..Syifa gak punya kakak.
Aku pikir disekolah dia bisa belajar membaca karena melihat teman-temannya bisa membaca dia jadi terpancing-Biasanya sih begitu, Syifa gak mau kalah sama temennya kalau sudah unjuk kebisaan- ternyata tidak juga...
Aduh Nak.. KApan ya, Ibu bisa memunculkan motivasi membaca buat kamu???


Akhirnya...

Alhamdulillah...akhirnya bisa posting juga. 
Beberapa hari yang lalu, Syifa meminta ku untuk ikut mengantar ke sekolahnya. Sepertinya dia rindu dengan ruinitas dulu- aku memang selalu mengantarkan Syifa sampai di sekolahnya. 
Pagi itu, aku agak sibuk karena aku harus memandikan Iqo pagi-pagi sekali dan tentu saja akupun harus mandi. Waktu sudah menunjukkan lewat jam tujuh, Syifa masuk jam 7.30 sedangkan perjalanan dari rumah ke sekolah Syifa memerlukan waktu 20-30 menit, itupun kalau tidak macet. Rencananya aku memang ingin ngobrol dengan wali kelas Syifa, bagaimana perkembangan dia di sekolahnya. Tapi kalau sudah begini, sepertinya tidak akan kesampaian rencana tersebut. Ketika sedang dalam perjalanan tiba-tiba Syifa bertanya padaku. Bu, sekarang kita sudah berempat ya? ga bertiga lagi? Aku bingung dengan ucapannya. Berempat gimana? tanyaku.. Iya, sekarang kita berempat kan ada dedek. Jadi ada empat, Ayah, Ibu, Syifa, dedek... O iya.. Jawabku..Alhamdulillah, dia sepertinya sudah mulai mau menerima.
Tiba di sekolah, benar saja, terlambat...Tapi aku masih sempat ngobrol dengan kepala Sekolah Syifa, Bu Sri. Ternyata Syifa tidak berubah, di Sekolah dia tetap seperti Syifa yang dulu, cerewet, aktif dan kalau lagi berbicara paling tidak suka di potong atau dicuekin. Bakalan mutung dia...Alhamdulillah, aku pikir dia berubah sejak ada adeknya, ternyata masih sama seperti dulu. Aku sempat mengungkapkan ke Bu Sri kalau Syifa masih beradaptasi dengan adek barunya..

Beberapa waktu setelah perbincanganku dengan Bu Sri...
Suatu malam, ketika asyik bermain tiba-tiba Syifa berucap, kalau sama yang kecil harus ngalah ya, yang besar itu ngalah sama yang kecil. Dedek Iqo kecil, Syifa sudah besar..

Aku yang sedang menyusui Iqo agak terkejut...dan cuma bisa tersenyum, pasalnya aku memang tadi sedang bermain sama Syifa, tiba-tiba Iqo nangis dan aku bergegas seraya berucap ke Syifa, Nak Ibu mau nyusuin dedek dulu ya..Dan Syifa mengiyakan.  
Alhamdulillah, Syifa sudah mulai dewasa ya... :P