19 Agustus 2014

Belajar membaca dan menumbuhkan minat baca anak.

saat ini seharusnya iqo sudah duduk di TK B, umurnya sudah 5 tahun 4 bulan. karena dia lahir bulan februari, maka niat kami, iqo masuk SD umur 6 tahun 4 bulan. karena saya lupa (hehehe) jadilah dia tidak TK. Saat ini, Iqo masih tetap tidak saya fokuskan membaca, namun, tidak berarti blank belajar membaca. Saya tetap memberikan pelajaran membaca menggunakan buku abaca. karena dia sudah hapal huruf, maka lebih mudah buat saya mengajarkan mengeja. tapii, tetap saja, yang namanya belajar membaca itu, memang banyak tantangannya. Apalagi, jika iqo lagi ngga punya mood untuk belajar membaca.

Untuk tahap sekarang, saya mengajarkan belajar membaca seminggu hanya satu atau dua kali. Selebihnya, setiap menjelang tidur saya berusaha menceritakan cerita karangan saya sendiri, dengan tokoh yang konstan. Saya memberi 3 tokoh utama yang tetap dengan tema cerita yang berbeda-beda. Tiga tokoh itu, adalah, Cipu, bekokok dan 'alim. Alhamdulillah, anak-anak suka sekali jika saya ingin bercerita tentang petualangan ketiga tokoh imajiner saya, malah terkadang, mereka yang meminta diceritakan sebelum saya punya kesiapan cerita...hahaha, alhasil, saya suka mengarang bebas tapi dengan tema pilihan anak-anak. Dari cerita mengarang bebas gaya saya, sering saya sisipkan norma-norma kebaikan diantara ketiga tokoh tersebut.

Untuk merangsang keinginan membaca, saya juga menyediakan buku cerita yang hanya gambar saja, dan membiarkan mereka bercerita sesuai imajinasi mereka dengan melihat gambar dibuku tersebut. Alhamdulillah saya mendapatkan buku yang selama ini saya cari. Niat awalnya sih, buat pengganti karena iqo tak sekolah TK, tapi, ternyata manfaatnya lebih, karena amripun mulai suka melihat gambar dan bercerita sesuai keinginan dia dari gambar yang dia lihat, sedangkan syifa mendapat manfaat karena buku tersebut ada cerita berbahasa inggrisnya.   

my little iqo, 5 year old

Kemaren ini, Iqo curhat ke saya. "bu, aku anak nakal ya?" agak kaget saya, dan sayapun balik bertanya, "ngga, iqo bukan anak nakal, memang siapa yang bilang?" dan masih dengan suara sedih, iqo bicara dengan lirih,"aku kan tadi main sama x, trus, dia bilang, udah kamu puang gih sana, kamu nakal, terus dedek (amri) juga disuruh pulang juga, padahal aku kan ngga jahat tadi." aku memeluknya, kemudian aku berusaha menenangkan sekaligus mengevaluasi, "memang kamu tadi ngapain sampe dibilang nakal?" iqo menjawab, "ngga tau juga bu, tadi aku baru dateng bu, tapi dia langsung bilang ke aku kalau aku nakal trus nyuruh aku sama amri pulang."

Iqo buat aku adalah anak yang berbeda. Dia bisa mendeskripsikan secara lengkap apa yang terjadi dengan bahasanya. Ya, iqo memang beda, dia lebih berani dibanding kakak dan adiknya. sehingga terlihat lebih agresif, tak mau diatur dan punya kemauan sendiri. Suka juga saya mendengar ceritanya dia dimarahin oleh beberapa ibu-ibu dilingkungan sini. Dan saya, mencoba membesarkan hatinya dan mengatakan bahwa si ibu takut kalau iqo dalam bahaya, karena memang saya paham, iqo punya watak berani.

Tapi, dibalik sifat-sifat dia yang seperti itu, dia anak yang baik hati dan memiliki empati yang tinggi. Tak jarang, saya melihat ketika adiknya jatuh, dengan sigap dia langsung memeluknya, dan membujuk agar tidak menangis karena kesakitan pasca jatuh. Tak jarang saya lihat dia rela memberikan hasil 'belanja' dari uang jajan yang dia minta ke saya untuk kakak dan adiknya atau sekedar membantu mengambilkan air minum untuk mereka ketika sedang bermain.  Ketika melihat ibunya sedih, dengan serta merta dia langsung memeluk ibunya dan bertanya, mengapa ibunya sedih.


Do'a ibu, nak. Semoga engkau menjadi anak yang sholih, tetap sayang dan tetap memiliki empati yang tinggi kepada kakak dan adikmu.
maafkan ibu yang masih sering salah memperlakukanmu.
ibu sayang iqo, kakak syifa dan amri.