18 Februari 2009

menanti sang adik lahir

Saat ini Syifa sedang menanti adiknya lahir, umur kehamilanku sudah 8 bln jalan. Syifa seperti takjub dengan perubahan perutku yang semakin hari semakin buncit. Pernah suatu malam Syifa berujar sambil memegang perutku,"dedek kita main yuuuk, kaka syifa yang masuk (maksudnya masuk keperutku) apa dedek yang keluar?".............................
alhamdulillah sekarang Syifa lebih siap menjadi kakak. Sudah ada perasaan bertanggung jawab, merasa dah besar dan mandiri. Merapikan mainannya, meski kadang harus diingatkan :P , mandi sendiri, meski kadang menghabiskan air di bak mandi dan bermain sabun :P , memakai pakaian sendiri... Aku bersyukur, Syifa mulai beranjak besar dan tidak terlalu manja. Walaupun terkadang masih tantrum dan minta lebih diperhatikan, aku anggap itu wajar untuk anak seumuran dia. Karena memang seharusnya dia masih bisa punya perlakuan istimewa sebagai anak kecil. terkadang dia masih ingin di pakaikan baju oleh ayah atau ibunya, atau saat ini dia masih ingin tidur bersama kami...step by step lah...

17 Februari 2009

Mau jadi apa besar nanti?

MAlam ini Ayahnya Syifa browsing internet tentang robot rakitan. Cita-cita dia dulu waktu kecil : bisa merakit robot sendiri...:) Tiba-tiba Dia berucap kepada Syifa, "Nak, lebih baik kamu homeschooling aja deh." (Maksudnya biar nanti Syifa gak terlalu dibebani pelajaran yang tidak bermutu/tidak perlu). Aku ikut urun rembug," kalo HS Ayah juga harus punya peran, jangan cuma ibunya doang..."
Kemudian, Ayah bertanya sama Syifa, "Emang kalau sudah besar Syifa mau jadi apa?" Dengan enteng Syifa menjawab," Jadi Dokter.Emangnya kenapa Ayah?" " Wah kalau jadi Dokter Ayah gak bisa nemenin kamu Nak, Ayah paling gak tega ngeliat binatang dibelek-belek. Udah deh nanti kalau Ibu lagi ngebelek Ayam atau ikan Syifa liati aja, sekalian belajar."
Wuiiih Ayah ini paling bisa ngeles kalau sudah urusan ngajarin anaknya. Belum-belum dah matahin semangat anak untuk jadi dokter...Padahal dulu yang ngebet agar Syifa jadi dokter dia juga...Aku langsung berkata, tenang aja Dek, sumber bacaan dan cerita untuk jadi dokter banyak kok di internet nanti kita belajar bareng-bareng yaa..." Yang diajak diskusi cuma bingung...Lha wong Syifa taunya dokter itu enak, dan dia baru aja dapet kunjungan profesi sebagai dokter... tiba-tiba Syifa berucap," kalau jadi polisi Ayah, gimana?" "Polisi ya,mmm...." Ayah tidak meneruskan komentar. Aku cuma senyum aja. Syifa emang mau jadi dokter merangkap polisi, karena dulu dia pernah bilang kalau sudah besar mau jadi dokter juga polisi, biar bisa nolongin orang tapi juga dia bisa nembakin orang jahat....:)

14 Februari 2009

Uang 5000

Hari JUm'at lalu syifa aku berikan uang Rp.20000,- untuk biaya TPA. Aku sudah mengatakan kepada Syifa Rp.15000 untuk bayaran TPA dan sisanya untuk infak. Sudah dua kali dia aku coba beri kepercayaan memmberikan sendiri uang bayarannya. Sekalian melatih dia untuk kedepannya, rasa tanggung jawab...
Ketika maghrib, aku iseng bertanya, Nak, uang bayarannya dah dikasih semua ke Bu Gurukan?
Syifa mennjawab dengan polosnya, Kata buguru harus kembali...(maksudnya ada kembalian 5000)
Lha, kan ibu dah bilang kembaliannya untuk infak. Kekeh Syifa menjawab, ga boleh, harus kembali. Aku curiga dan langsung bertanya...ya udah sekarang mana kembaliannya? Syifa kasih ke temen Syifa...Haaah???! Aku langsung bingung. NGapain kami kasih temen kamu Nak? Eh, enggak deng, Syifa beliin kue kacang. Semuanya? tanyaku... Waduh gawat kejadian lagi... Akhirnya aku tanya uang yang bulan lalu diapain sama dia. Dia lupa, kalo gak salah dibeliin kue kacang, katanya...
Aku belum mengerti sampai sekarang dimana keberadan uang 5000 tsb. yang jelas bukan dibelikan kue kacang, karena selesai TPA, Syifa langsung cari makanan, tandanya dia belum jajanin uangnya. Kasih ke teman? Belum tau juga..
Akhirnya aku langsung menelpon salah satu tetangga yang memang pengurus TPA. Yap...Benar uangnya di kembalikan 5000 ke Syifa dan untuk bulan lalupun juga demikian dikembalikan...
Akhirnya ada sebuah pelajaran berharga untuk Aku dan Syifa. Disini akhirnya kita bahas, kalau uang itu utnuk infak berarti ga boleh dijajanin. Infak artinya ditabung untuk tiket masuk syurga...Syifa mengerti. Namun, aku juga memberikan sanksi, dia tidak bisa beli kue kacang karena uangnya untuk menggantikan uang infak yang telah lolos dari "peredaran". Mau? Ga pa-pa..kata Syifa...

13 Februari 2009

kunjungan profesi...

Pagi ini di sekolahnya Syifa ada kunjungan profesi. Dokter katanya Syifa. Diperiksa, seperti biasa kesehatan mulut, telinga, dan hidung. Pulang dia bawa oleh2 obat -vitamin kali yeee- tapi dengan bangga dia bilang ini adalah obat dan Syifa berani minumnya. Jelas aja berani, lha wong rasa obatnya asem2 manis....

Sebelumnya Syifa menolak untuk sekolah karena akan bertemu dengan sang Dokter, eh ternyata pagi-pagi dia enjoy aja kesekolah... Dia bilang dokternya ada yang galak!! waduh...temennya Syifa ada yang dimarahin sama dokter galak, begitu cerita Syifa.

Mengapa kunjungan profesi mesti dokter ya?? kenapa gak tukang tahu atau bakul beras yang telah sukses??!