14 Februari 2009

Uang 5000

Hari JUm'at lalu syifa aku berikan uang Rp.20000,- untuk biaya TPA. Aku sudah mengatakan kepada Syifa Rp.15000 untuk bayaran TPA dan sisanya untuk infak. Sudah dua kali dia aku coba beri kepercayaan memmberikan sendiri uang bayarannya. Sekalian melatih dia untuk kedepannya, rasa tanggung jawab...
Ketika maghrib, aku iseng bertanya, Nak, uang bayarannya dah dikasih semua ke Bu Gurukan?
Syifa mennjawab dengan polosnya, Kata buguru harus kembali...(maksudnya ada kembalian 5000)
Lha, kan ibu dah bilang kembaliannya untuk infak. Kekeh Syifa menjawab, ga boleh, harus kembali. Aku curiga dan langsung bertanya...ya udah sekarang mana kembaliannya? Syifa kasih ke temen Syifa...Haaah???! Aku langsung bingung. NGapain kami kasih temen kamu Nak? Eh, enggak deng, Syifa beliin kue kacang. Semuanya? tanyaku... Waduh gawat kejadian lagi... Akhirnya aku tanya uang yang bulan lalu diapain sama dia. Dia lupa, kalo gak salah dibeliin kue kacang, katanya...
Aku belum mengerti sampai sekarang dimana keberadan uang 5000 tsb. yang jelas bukan dibelikan kue kacang, karena selesai TPA, Syifa langsung cari makanan, tandanya dia belum jajanin uangnya. Kasih ke teman? Belum tau juga..
Akhirnya aku langsung menelpon salah satu tetangga yang memang pengurus TPA. Yap...Benar uangnya di kembalikan 5000 ke Syifa dan untuk bulan lalupun juga demikian dikembalikan...
Akhirnya ada sebuah pelajaran berharga untuk Aku dan Syifa. Disini akhirnya kita bahas, kalau uang itu utnuk infak berarti ga boleh dijajanin. Infak artinya ditabung untuk tiket masuk syurga...Syifa mengerti. Namun, aku juga memberikan sanksi, dia tidak bisa beli kue kacang karena uangnya untuk menggantikan uang infak yang telah lolos dari "peredaran". Mau? Ga pa-pa..kata Syifa...