19 Agustus 2014

my little iqo, 5 year old

Kemaren ini, Iqo curhat ke saya. "bu, aku anak nakal ya?" agak kaget saya, dan sayapun balik bertanya, "ngga, iqo bukan anak nakal, memang siapa yang bilang?" dan masih dengan suara sedih, iqo bicara dengan lirih,"aku kan tadi main sama x, trus, dia bilang, udah kamu puang gih sana, kamu nakal, terus dedek (amri) juga disuruh pulang juga, padahal aku kan ngga jahat tadi." aku memeluknya, kemudian aku berusaha menenangkan sekaligus mengevaluasi, "memang kamu tadi ngapain sampe dibilang nakal?" iqo menjawab, "ngga tau juga bu, tadi aku baru dateng bu, tapi dia langsung bilang ke aku kalau aku nakal trus nyuruh aku sama amri pulang."

Iqo buat aku adalah anak yang berbeda. Dia bisa mendeskripsikan secara lengkap apa yang terjadi dengan bahasanya. Ya, iqo memang beda, dia lebih berani dibanding kakak dan adiknya. sehingga terlihat lebih agresif, tak mau diatur dan punya kemauan sendiri. Suka juga saya mendengar ceritanya dia dimarahin oleh beberapa ibu-ibu dilingkungan sini. Dan saya, mencoba membesarkan hatinya dan mengatakan bahwa si ibu takut kalau iqo dalam bahaya, karena memang saya paham, iqo punya watak berani.

Tapi, dibalik sifat-sifat dia yang seperti itu, dia anak yang baik hati dan memiliki empati yang tinggi. Tak jarang, saya melihat ketika adiknya jatuh, dengan sigap dia langsung memeluknya, dan membujuk agar tidak menangis karena kesakitan pasca jatuh. Tak jarang saya lihat dia rela memberikan hasil 'belanja' dari uang jajan yang dia minta ke saya untuk kakak dan adiknya atau sekedar membantu mengambilkan air minum untuk mereka ketika sedang bermain.  Ketika melihat ibunya sedih, dengan serta merta dia langsung memeluk ibunya dan bertanya, mengapa ibunya sedih.


Do'a ibu, nak. Semoga engkau menjadi anak yang sholih, tetap sayang dan tetap memiliki empati yang tinggi kepada kakak dan adikmu.
maafkan ibu yang masih sering salah memperlakukanmu.
ibu sayang iqo, kakak syifa dan amri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar